MitraBhayangkara.my.id, Semarang - Aris Setyawan, S.STP. MM, Camat Tuntang, telah menorehkan sejarah baru di Dusun Klurahan, Desa Tuntang, setelah ratusan tahun dusun tersebut terkungkung oleh mitos dan stigma negatif. Dusun Klurahan, yang selama ini dianggap sakral dan mistis, akhirnya disambangi oleh jajaran Forkopincam Tuntang dalam rangka Festival Perahu Nelayan dan Merti Dusun.
Minggu, 25 Agustus 2024, Camat Tuntang beserta jajaran Forkopincam (Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan) menghadiri undangan kegiatan di Dusun Klurahan, RW.06 Desa Tuntang. Acara yang dimulai pukul 08.00 WIB diawali dengan penjemputan Forkopincam di dermaga BBWS Pamali Juana (Jembatan Biru) Semurup Desa Asinan, dilanjutkan dengan karnaval perahu nelayan menuju lokasi penebaran benih ikan, dan diakhiri dengan menghadiri acara Merti Dusun di Njaratan, lokasi makam leluhur Dusun Klurahan.
Kehadiran Camat Tuntang beserta jajarannya disambut hangat oleh warga Dusun Klurahan. Masyarakat sangat antusias menyambut kedatangan mereka, menampilkan tradisi kearifan lokal sebagai bentuk penghormatan kepada tamu istimewa. Ini merupakan kali pertama dalam ratusan tahun seorang Camat Tuntang berani mengunjungi Dusun Klurahan, mematahkan mitos yang selama ini menghantui desa tersebut.
"Saya memiliki niatan baik dan menjalankan amanah jabatan sebagai perpanjangan tangan pemerintah Kabupaten Semarang," ujar Aris Setyawan kepada awak media.
Camat Tuntang juga melihat potensi Dusun Klurahan sebagai destinasi wisata. "Kegiatan ini sangat baik dan perlu dibuat agenda tahunan. Potensi wisata dan budaya di sini bisa dikembangkan untuk menarik wisatawan," tambahnya.
Dusun Klurahan memang menyimpan potensi wisata yang menarik. Terkenal dengan Sabana Rawa Pening, fenomena alam yang muncul setiap lima tahun sekali saat musim kemarau, dan replika Menara Eiffel dari bambu yang dikenal sebagai "Radesa", Dusun Klurahan memiliki daya tarik tersendiri. Namun, potensi tersebut belum termanfaatkan secara maksimal.
Dengan kunjungan Forkopincam Tuntang dan semangat baru yang ditunjukkan oleh warga Dusun Klurahan, diharapkan mitos yang selama ini menghantui desa tersebut dapat terpecahkan. Ke depan, Dusun Klurahan bisa menjadi destinasi wisata yang berkembang dan bermanfaat bagi masyarakat setempat.
(Redaksi)