Internasional, MitraBhayangkara.my.id - Kisah Inspiratif Keluarga McGhee dari Arizona yang Mengubah Tantangan Ekonomi Jadi Ruang Kebersamaan
Di tengah mahalnya biaya hidup dan sewa apartemen yang terus meroket, seorang ayah di Gilbert, Arizona, menunjukkan betapa besar cinta orang tua terhadap anaknya. Ia rela mengubah garasi rumahnya menjadi sebuah apartemen mungil nan nyaman untuk putrinya, Kaileya McGhee (21), dan tunangannya.
Langkah sederhana itu tak hanya membantu pasangan muda tersebut menghemat biaya hidup, tapi juga mempererat hubungan keluarga mereka.
Menjelang berakhirnya kontrak sewa apartemen pada Juni 2025, Kaileya dan tunangannya dilanda kebingungan. Keduanya belum yakin akan melanjutkan hidup di kota yang sama. Sang tunangan baru saja lulus dari universitas dan masih menimbang antara mencari pekerjaan atau melanjutkan karier basketnya di kampus lain.
“Waktu itu banyak pertanyaan di kepala kami,” kata Kaileya. “Apakah kami harus tetap di kota? Pindah ke tempat kerja saya? Atau dia lanjut kuliah lagi?”
Melihat kegelisahan anaknya, sang ayah yang berprofesi sebagai kontraktor punya ide: mengubah sebagian rumah menjadi tempat tinggal pribadi bagi Kaileya dan tunangannya.
Rumah keluarga McGhee di Phoenix sebenarnya sudah cukup besar, dengan kamar tamu di lantai dasar yang bersebelahan dengan garasi. Dengan keahliannya sebagai kontraktor, sang ayah mulai melakukan renovasi kecil namun berarti: memindahkan pintu, menambah dinding pemisah, dan mengubah garasi menjadi ruang tamu sekaligus area multifungsi.
Ia bahkan menambahkan sistem pendingin udara khusus agar ruangan tetap nyaman di musim panas Arizona yang panas terik. Biaya renovasi? Tak lebih dari US$ 1.000 (sekitar Rp16 juta) karena sebagian besar alat dan bahan sudah tersedia di rumah.
“Orang tua saya ingin kami merasa punya ruang sendiri, bukan seperti kembali ke kamar masa kecil,” tutur Kaileya sambil tersenyum.
Untuk mempercantik ruangan, sang ayah memberikan beberapa perabot antik milik keluarga yang tak lagi terpakai — seperti lemari kayu besar dan meja makan klasik. Dari dua barang itu, Kaileya mulai menata desain apartemen impiannya.
“Saya menata dekorasi di sekitar dua furnitur itu,” kata Kaileya. “Lemari tua itu saya ubah jadi lemari terbuka yang cantik.”
Walau sebagian area masih menunjukkan sisa-sisa karakter garasi, seperti pintu besar yang dilapisi insulasi, Kaileya menambahkan karpet lembut, sofa hangat, dan ornamen dinding untuk memberi nuansa rumah yang nyaman.
Renovasi tersebut juga dilengkapi pintu khusus yang memungkinkan Kaileya keluar masuk tanpa melalui rumah utama. Bahkan, sang ayah menutup sebagian halaman agar anjing kesayangan mereka, Zeus, punya ruang bermain sendiri.
Namun, meski memiliki ruang privat, hubungan keluarga tetap hangat. Setiap malam mereka biasanya makan bersama di ruang makan utama. Kaileya juga ikut mengatur jadwal memasak dan tugas rumah agar tetap seimbang.
“Kami punya perjanjian kecil — mereka selalu mengetuk dulu sebelum masuk ke area kami,” ujar Kaileya. “Dan kami menanggung biaya tambahan listrik dan AC di area garasi.”
Sebelum pindah, pasangan ini membayar sewa apartemen sekitar US$2.000 per bulan (lebih dari Rp32 juta). Kini, biaya bulanannya hanya beberapa ratus dolar — penghematan besar yang membuat mereka bisa menabung untuk masa depan.
“Bisa tinggal di sini memberi saya kesempatan untuk fokus pada kuliah dan keuangan,” kata Kaileya yang bekerja di bidang keuangan properti dan sedang menyelesaikan kuliahnya secara online di Arizona State University.
Kini, sang tunangan melanjutkan kuliah di Connecticut, sementara Kaileya tetap tinggal di apartemen kecil buatan ayahnya. Ia mengaku mendapatkan dua hal sekaligus: kemandirian dan kehangatan keluarga.
“Saya masih belajar mandiri, tapi punya rasa aman karena dekat dengan orang tua,” ujarnya.
Kisah keluarga McGhee menjadi contoh bahwa kreativitas dan kasih sayang bisa menghadirkan solusi nyata di tengah tantangan ekonomi. Kadang, rumah terbaik bukanlah yang paling luas — tapi yang dibangun dengan cinta dan pengertian.
Sumber : Business Insider
(75)
