MitraBhayangkara.my.id - Sebuah analisis mendalam tentang prinsip 'ikan busuk mulai dari kepalanya' yang disampaikan oleh Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo (Kapolri LSP) menjadi sorotan dalam artikel ini. Analisis ini mengkritisi konsep tersebut dalam konteks penegakan hukum di Indonesia, menyoroti kondisi internal Polri yang terus terungkap melalui berbagai kasus yang melibatkan para anggotanya.
Penulis artikel, Wilson Lalengke, mencermati bahwa prinsip 'ikan busuk mulai dari kepalanya' seharusnya juga diterapkan pada Kapolri sendiri. Ketika lembaga yang dipimpinnya terlibat dengan berbagai kasus kriminalitas dan kebobrokan, maka pertanggungjawaban ultimate tetap menjadi tanggung jawab Kapolri sebagai pemimpin utama Polri.
Analisis tersebut menyoroti berbagai kasus kontroversial yang melibatkan jenderal Polri, termasuk kasus kejahatan tambang illegal, kasus narkotika yang melibatkan perwira Polri, kekerasan domestik di kalangan anggota Polri, kriminalisasi rakyat, dan banyak lagi. Pembahasan juga mengaitkan kasus-kasus tersebut dengan rendahnya integritas dan kualitas kepemimpinan di Polri.
Melalui argumen yang disajikan, penulis menyimpulkan bahwa kondisi internal Polri mencerminkan kondisi sistemik yang memperlihatkan bobroknya moralitas dan kualitas hukum di lembaga tersebut. Selain itu, penulis menyoroti pentingnya integritas dalam kepemimpinan, di mana seorang pemimpin diharapkan menjadi teladan yang baik bagi bawahannya.
Analisis kritis ini juga menilai bahwa jika Kapolri tidak mampu menerapkan prinsip 'ikan busuk mulai dari kepalanya' dengan konsekuensi yang tepat, hal tersebut dapat mencerminkan rendahnya integritas dan tanggung jawab kepemimpinan yang ada. Artikel ini memperlihatkan sudut pandang yang kritis terhadap persoalan integritas dan kepemimpinan dalam institusi kepolisian di Indonesia.
(Redaksi)
