Mitra Bhayangkara, Surabaya - Didi Sungkono, seorang pengamat hukum, angkat bicara mengenai seringnya terjadi kematian mahasiswa (taruna) di bawah naungan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Menyusul insiden terbaru di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, di mana seorang mahasiswa bernama Putu meninggal karena dianiaya oleh seniornya.
Didi Sungkono menyatakan bahwa sistem harus diperbaiki secara menyeluruh untuk mengatasi masalah ini. Ia menekankan perlunya perubahan dalam Kemenhub karena kejadian serupa terjadi hampir setiap tahun di sekolah kedinasan di bawah naungan Kemenhub. Ia menyayangkan bahwa pihak Kemenhub seakan tidak pernah belajar dari kejadian-kejadian tersebut.
Didi Sungkono juga menyoroti pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap kejadian-kejadian ini dan bertanya siapa yang bertanggung jawab atas kondisi ini. Ia menyoroti Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kemenhub yang harus mempertanggungjawabkan hal ini.
Pengamat hukum tersebut juga mengkritik pola pengasuhan berbasis senioritas dan junioritas di kampus, yang menurutnya harus diubah. Ia menyoroti pentingnya pengajaran tentang tata krama, etika pelayanan yang baik kepada masyarakat, dan penekanan pada pentingnya melindungi, mengayomi, dan melayani.
Didi Sungkono juga mendorong Kemenhub untuk belajar dari Polri dalam hal reformasi dan perbaikan kurikulum. Ia menegaskan perlunya pembinaan dan pengawasan yang intensif dari pihak kampus dalam setiap aktivitas mahasiswa. Ia juga menekankan penegakan aturan untuk mencari keadilan dalam kasus-kasus kekerasan yang terjadi di kampus.
Menanggapi pernyataan Didi Sungkono, pihak Kemenhub diharapkan melakukan evaluasi menyeluruh dan investigasi terhadap kasus-kasus kekerasan yang dilaporkan. Tindakan tegas harus diambil terhadap mereka yang terlibat dalam kekerasan tersebut, termasuk pemecatan dari posisi mereka.
Didi Sungkono menekankan pentingnya perubahan dalam pola berpakaian, sikap, dan etika di lingkungan kampus. Ia juga menyoroti perlunya Standar Operasional Prosedur (SOP) yang baik diterapkan di semua kampus.
Dalam kesimpulannya, Didi Sungkono menyatakan bahwa tradisi kekerasan berbasis senioritas dan junioritas di kampus harus dihilangkan. Ia menyayangkan kondisi saat ini dan menganggapnya sebagai kemunduran yang merugikan citra bangsa. Ia menegaskan bahwa Kemenhub harus bertanggung jawab penuh dalam mencari solusi dan melakukan reformasi yang serius.
Perlu dicatat bahwa kasus penganiayaan dan kematian mahasiswa di STIP saat ini sedang ditangani oleh pihak kepolisian, dan Didi Sungkono mendorong penegakan hukum yang adil untuk mencapai keadilan.
(Kontributor: Redho)