Samosir, Sumut, Mitrabhayangkara.my.id — Pemerintah Kabupaten Samosir resmi menggulirkan program subsidi bunga kredit 0 persen bagi pelaku usaha mikro. Program inovatif yang dinilai sebagai terobosan pembiayaan UMKM ini mulai disalurkan secara simbolis oleh Bupati Samosir, Vandiko T. Gultom, kepada belasan pelaku usaha di Water Front City Pangururan, Minggu (8/12).
Program kredit tanpa bunga ini menjadi langkah strategis Pemkab Samosir dalam memulihkan perekonomian masyarakat, memperkuat sektor UMKM, sekaligus membuka akses permodalan yang lebih inklusif. Skema kredit yang bekerja sama dengan Bank Sumut tersebut menawarkan plafon pinjaman maksimal Rp15 juta dengan tenor 24 bulan. Menariknya, seluruh beban bunga 2,6 persen per tahun ditanggung APBD Kabupaten Samosir, sehingga debitur hanya membayar pokok pinjaman.
Bupati Vandiko menegaskan bahwa program ini merupakan implementasi nyata dari visi pembangunan yang ia usung sejak awal kepemimpinan.
“Apa yang kami janjikan saat kontestasi politik lalu hari ini kami realisasikan. Pelaku usaha mikro kini bisa memperoleh modal dengan bunga nol persen, mudah dan dapat diakses langsung,” ujar Vandiko.
Menurutnya, Samosir menjadi daerah pertama di Sumatera Utara yang menjalankan skema kredit bunga nol persen. Sejumlah daerah lain disebut telah berkonsultasi dengan Bank Sumut untuk mengadopsi model serupa.
Hingga saat ini, 50 pelaku UMKM telah menerima pencairan kredit, sementara ratusan lainnya masih dalam proses verifikasi.
Ketua DPRD Samosir, Nasip Simbolon, memberikan apresiasi penuh atas langkah Pemkab Samosir.
“Janji politik terlaksana dengan baik. Ini inovasi pemerintah daerah yang patut diapresiasi,” ungkap Nasip.
Ia bahkan menilai bahwa plafon pinjaman idealnya dapat ditingkatkan hingga Rp100 juta, apabila APBD memungkinkan. DPRD juga memastikan dukungan anggaran subsidi bunga untuk tahun berikutnya.
Dalam kesempatan yang sama, Asisten Direktur Pengawasan Perilaku Pelaku Jasa Keuangan OJK Sumut, **Reza Leonhard**, mengajak para pelaku usaha untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kejahatan keuangan.
“Periksa legalitas layanan keuangan sebelum berinvestasi. Hindari pinjol ilegal, investasi bodong, dan selalu jaga data pribadi,” pesannya.
Edukasi literasi keuangan dinilai penting agar pelaku usaha tidak terjebak dalam praktik yang merugikan.
Pihak Bank Sumut melalui PLS Divisi Ritel, M. Zulham Bispo, menegaskan komitmen penuh terhadap kesuksesan program ini.
“Debitur hanya membayar pokok. Ini program pertama di Sumut dan kami berharap dapat menjadi model bagi daerah lain,” jelasnya.
Bank Sumut melaporkan bahwa dari 482 berkas UMKM yang disampaikan Dinas Koperasi, 50 telah cair, 286 masih diverifikasi, dan sisanya menunggu kelengkapan dokumen.
Salah satu penerima manfaat, Beni Silalahi, mengaku program ini sangat membantu usaha keripik pisang miliknya.
“Saya membeli perajang pisang sehingga produksi bisa naik sampai 70 tandan per minggu. Sebelumnya saya tidak punya modal dan aset. Program ini memberi harapan bagi kami untuk memenuhi kebutuhan keluarga,” ujarnya haru.
Program kredit tanpa bunga Pemkab Samosir bukan hanya memberi akses modal, tetapi juga mengedukasi pelaku usaha tentang pentingnya manajemen usaha, legalitas, dan literasi keuangan. Langkah ini diharapkan menjadi katalisator kebangkitan UMKM sebagai tulang punggung ekonomi daerah.
Acara turut dihadiri Asisten II Sekda Samosir, sejumlah pimpinan OPD, serta pimpinan Bank Sumut termasuk M. Zulham Bispo dan Adi Nixon Marbun.
(Pewarta: Kirman)


