Tapanuli Tengah, Mitrabhayangkara.my.id – Banjir besar yang melanda Kabupaten Tapanuli Tengah sejak 25 November 2025 terus meluas dan meninggalkan dampak berat bagi ribuan warga. Di Desa Sitio-Tio Hilir, Kecamatan Pandan, Kepala Desa Maryono Pasaribu menjadi salah satu figur yang paling aktif turun langsung memberikan pertolongan.
Dalam wawancara bersama Mitra Bhayangkara, Maryono menegaskan bahwa hingga kini belum ada kepastian kapan kondisi akan membaik, sebab curah hujan di wilayah Tapteng masih tinggi dan beberapa aliran sungai meluap hingga menutup akses jalan desa. Meski demikian, ia memastikan bahwa tidak ada korban jiwa di wilayahnya.
Sebagian besar rumah warga mengalami rusak ringan hingga berat akibat banjir bandang. Pemerintah Desa Sitio-Tio Hilir memusatkan tempat pengungsian di dua titik utama: gereja dan masjid setempat, yang menjadi lokasi paling aman dan mudah diakses.
Hingga hari ini, ratusan warga masih bertahan di lokasi pengungsian sambil menunggu air surut dan perbaikan infrastruktur.
Untuk menjamin kebutuhan pangan warga, Maryono membuka layanan MBG (Makanan Bergizi Gratis) atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di kantor desa.
Sebanyak 377 Kepala Keluarga (1.140 jiwa) telah mendapatkan bantuan makanan harian. Desa juga membentuk dapur umum mandiri yang dikelola oleh ibu-ibu PKK bersama relawan setempat.
Menurut Maryono, langkah ini dilakukan agar tidak ada warga yang mengalami kelaparan selama masa darurat bencana.
Selain itu, Pemkab Tapanuli Tengah menyalurkan 2,2 ton beras yang penempatannya dipusatkan di MUI Pesantren, kemudian didistribusikan kepada warga pada 9 Desember 2025. Setiap KK menerima 5,5 kg beras, proses penyalurannya diawasi langsung Camat Pandan.
Lonjakan pengungsi menimbulkan kekhawatiran terkait penyakit pascabanjir seperti diare, ISPA, dan infeksi kulit. Untuk itu, Maryono mengundang Puskesmas Kalangan memberikan pelayanan kesehatan khusus pada 10 Desember 2025.
Tim medis yang dipimpin Ibu Cikky bersama Imei br. Purba melakukan pemeriksaan kesehatan, pemberian vitamin, hingga edukasi kebersihan lingkungan bagi warga. Langkah ini dinilai krusial, mengingat banyak kasus pascabanjir di wilayah lain Tapteng telah diberitakan mengalami peningkatan risiko penyakit.
Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Tapanuli Tengah turut memantau kondisi desa. Pejabat PMD, Jumedi Sitompul dan Bodi Barasah, hadir langsung atas instruksi Bupati Tapteng Masinton Pasaribu, SH, serta Wakil Bupati Mahmud Efendi Lubis.
Keduanya memastikan seluruh bantuan — baik pemerintah maupun swasta — tersalurkan tepat sasaran, termasuk 400 bungkus MBG dan kebutuhan pangan lainnya.
“Fokus kami adalah menjaga agar bantuan tidak salah sasaran serta memastikan kualitas makanan yang dikonsumsi warga tetap layak,” ujar salah satu petugas.
Dari pemberitaan media lokal dan nasional yang telah tayang sebelumnya, beberapa desa di Tapanuli Tengah juga mengalami kondisi serupa, dengan ribuan warga mengungsi di Kecamatan Barus, Andam Dewi, dan Manduamas. Beberapa akses jalan utama terputus, dan listrik sempat padam di beberapa wilayah.
Informasi dari BMKG yang diberitakan sejumlah portal menyebutkan bahwa curah hujan ekstrem masih akan terjadi hingga pertengahan Desember, termasuk potensi banjir susulan.
Situasi ini membuat Desa Sitio-Tio Hilir tetap berada dalam status waspada.
(Pewarta : Kennedi Pakpahan)


.jpeg)