MitraBhayangkara.my.id – 16 Oktober 2025Pasar logam mulia global tengah diguncang oleh fenomena langka: harga perak kini tercatat melebihi harga emas. Kenaikan drastis ini terjadi dalam beberapa pekan terakhir, dipicu oleh meningkatnya permintaan industri teknologi serta keterbatasan pasokan tambang di berbagai negara.
Menurut data pasar internasional, harga perak kini menembus USD 2.150 per troy ounce, sedangkan emas berada di kisaran USD 2.120 per troy ounce. Kenaikan ini mengejutkan banyak investor, mengingat selama puluhan tahun emas selalu menduduki posisi tertinggi di antara logam mulia.
Para analis menyebut, lonjakan harga perak didorong oleh meningkatnya kebutuhan sektor industri seperti panel surya, kendaraan listrik, dan perangkat elektronik modern. Sementara itu, produksi perak global mengalami penurunan akibat pengetatan regulasi tambang dan gangguan distribusi logistik di Amerika Selatan serta Asia.
“Perak kini bukan sekadar logam mulia untuk perhiasan atau investasi, tetapi juga menjadi komponen penting dalam transisi energi bersih dunia,” ujar Dr. Hasan Pratama, pakar ekonomi dari Universitas Indonesia.
Fenomena ini juga berdampak pada pasar domestik. Di Indonesia, harga perak per gram naik hingga Rp 1.250.000, sementara emas justru turun tipis ke kisaran Rp 1.230.000 per gram. Para pelaku usaha logam mulai menyesuaikan strategi penjualan dan pasokan untuk menghadapi perubahan tren yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Kenaikan ini diperkirakan masih akan berlanjut hingga akhir tahun, terutama jika tren industri hijau dan digitalisasi global terus meningkat. Investor disarankan tetap berhati-hati dan memperhatikan fluktuasi pasar agar tidak terjebak spekulasi jangka pendek.
Fenomena “perak lebih mahal dari emas” ini menjadi catatan penting dalam sejarah pasar logam dunia—sebuah pergeseran besar yang mencerminkan perubahan arah ekonomi global menuju era energi dan teknologi baru.
(Yos)