MitraBhayangkara.my.id – 19 Oktober 2025Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan fenomena terjadinya hujan di sejumlah wilayah Indonesia meski saat ini sebagian besar daerah masih mengalami cuaca panas khas bulan Oktober. Kondisi tersebut disebut sebagai masa peralihan atau pancaroba, yaitu transisi dari musim kemarau menuju musim hujan
.
Menurut keterangan BMKG, pancaroba umumnya ditandai dengan cuaca yang tidak menentu, di mana siang hari terasa panas terik, namun sore atau malam bisa turun hujan dengan intensitas ringan hingga lebat, bahkan disertai petir dan angin kencang.
“Perubahan arah angin dan meningkatnya pertumbuhan awan cumulonimbus menjadi penyebab utama munculnya hujan tiba-tiba di tengah cuaca panas. Kondisi ini bersifat sementara hingga musim hujan benar-benar tiba,” ujar salah satu analis BMKG.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, seperti hujan deras disertai petir dan angin kencang, terutama pada sore hingga malam hari. Warga juga diminta menjaga kondisi tubuh agar tetap fit menghadapi perubahan suhu yang cukup ekstrem.
Selain itu, BMKG menyarankan agar masyarakat tidak membakar sampah sembarangan dan tetap memperhatikan kondisi lingkungan, karena angin kencang yang sering muncul saat pancaroba dapat memicu kebakaran lahan.
BMKG memperkirakan musim hujan akan mulai merata di sebagian besar wilayah Jawa dan Sumatera pada akhir Oktober hingga awal November 2025.
Dengan adanya penjelasan ini, masyarakat diharapkan dapat memahami fenomena hujan di tengah cuaca panas bukanlah hal aneh, melainkan bagian dari dinamika alam menjelang pergantian musim.
yos