Jawa Tengah, 15 Oktober 2025.MintraBhayangkara.my.id . Memasuki puncak musim hujan tahun ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah mengeluarkan peringatan dini terhadap potensi banjir di 20 kabupaten dan kota. Intensitas hujan tinggi disertai kondisi tanah yang jenuh dan meluapnya beberapa sungai utama menjadi pemicu meningkatnya risiko bencana.
Kepala BPBD Jawa Tengah, Agus Wibowo, menjelaskan bahwa sejumlah daerah kini berstatus siaga darurat banjir. Daerah-daerah yang masuk zona rawan tersebut antara lain Semarang, Demak, Kudus, Pati, Grobogan, Jepara, Pekalongan, Batang, Kendal, Tegal, Brebes, Banyumas, Cilacap, Kebumen, Purworejo, Magelang, Klaten, Boyolali, Sragen, dan Wonogiri.
“Curah hujan ekstrem yang terjadi di wilayah pantura dan selatan Jawa Tengah menyebabkan beberapa sungai besar seperti Sungai Serang, Comal, dan Bengawan Solo meluap. Kami meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan terutama di wilayah bantaran sungai dan dataran rendah,” ujar Agus,
Sejumlah daerah seperti Demak dan Kudus sudah mulai terdampak genangan di beberapa titik. BPBD bersama TNI, Polri, dan relawan kebencanaan telah menyiagakan peralatan evakuasi serta membuka posko siaga di setiap kabupaten rawan banjir.
Warga diimbau untuk tidak membuang sampah ke saluran air, serta segera melapor ke aparat setempat apabila terjadi peningkatan debit air secara tiba-tiba. Pemerintah juga mengingatkan masyarakat agar menyiapkan tas darurat berisi dokumen penting, pakaian, obat-obatan, dan makanan ringan untuk berjaga-jaga.
Selain banjir, beberapa wilayah selatan seperti Cilacap dan Kebumen juga berpotensi mengalami tanah longsor akibat kontur tanah yang labil. BPBD telah memperkuat sistem pemantauan cuaca dan koordinasi dengan BMKG untuk memperbarui data setiap enam jam sekali.
Dengan kondisi cuaca yang masih berpotensi ekstrem hingga beberapa minggu ke depan, masyarakat Jawa Tengah diharapkan tetap tenang namun siaga, serta mengikuti setiap imbauan resmi dari pihak berwenang.
“Kesigapan warga menjadi kunci utama dalam menekan dampak kerugian akibat bencana. Jangan panik, tapi selalu siap menghadapi kemungkinan terburuk,” tutup Agus.
(Yos)
