Simalungun, MitraBhayangkara.my.id – Misi yang dibawa Eva dan Elsa sepulang dari Belanda kini mulai menampakkan hasil nyata di tanah air. Pesan keduanya yang menekankan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan tidak hanya berhenti sebagai wacana, tetapi sudah menginspirasi aksi kolektif warga di Parapat.
Pada Kamis, 28 Agustus 2025, sebanyak 53 orang pemuda Lingkungan Satu Tiga Raja menggelar kegiatan bersih-bersih di seputaran Tiga Raja. Aksi yang berlangsung sejak pukul 16.00 WIB hingga 18.30 WIB ini dipandu langsung oleh Lurah Agus Tina Siagian Carles Hutapea bersama Kepling Lingkungan Satu, Lamhot Manurung.
Sebelum kembali ke Belanda, Eva dan Elsa berpesan agar kegiatan bersih-bersih dijadikan agenda rutin minimal dua kali sebulan. Pesan itu kini dijalankan secara konsisten, diawali dari Lingkungan Satu Tiga Raja.
Lurah Agus Tina menyampaikan apresiasinya terhadap antusiasme para pemuda:
“Semangat Eva dan Elsa bukan hanya milik mereka, tapi sudah menjadi milik kita bersama. Bersih-bersih ini bukan sekadar soal sampah, tetapi soal kesadaran kolektif menjaga warisan alam Parapat untuk generasi mendatang,” ujarnya.
Dalam kegiatan tersebut, para pemuda membagi diri ke beberapa titik: ada yang membersihkan selokan, menyapu jalan, hingga mengumpulkan sampah plastik yang tercecer. Suasana penuh kebersamaan terasa karena bukan hanya pemuda, tetapi juga masyarakat sekitar ikut menyumbang tenaga.
Kepling Lingkungan Satu, Lamhot Manurung, menegaskan bahwa program ini akan menjadi agenda tetap:
“Kita akan terus gelorakan aksi ini dua kali sebulan. Dengan demikian, Parapat bukan hanya indah karena alamnya, tapi juga karena warganya peduli akan kebersihan,” katanya.
Aksi ini sekaligus menandai lahirnya gerakan “Let’s Make Parapat Clean Again”, sebuah gerakan moral untuk mengembalikan Parapat sebagai kawasan wisata yang asri, bersih, dan ramah lingkungan. Kehadiran pemuda menjadi bukti bahwa generasi muda siap mengambil peran menjaga wajah Parapat di mata wisatawan maupun masyarakat luas.
Misi Eva dan Elsa yang berakar dari pengalaman mereka di Belanda kini menemukan nyawanya di Parapat. Dari semangat dua putri daerah ini, lahir gerakan kolektif yang melibatkan pemuda, aparat lingkungan, hingga masyarakat.
Dengan konsistensi dan komitmen bersama, Parapat diharapkan semakin bersih, indah, dan membanggakan—bukan hanya bagi warganya, tetapi juga sebagai destinasi wisata unggulan di Sumatera Utara.
(team,HS)