MitraBhayangkara.my.id, Parapat, Simalungun — Langkah kaki dua bersaudara keturunan Indonesia–Belanda, Eva dan Elsa, menginjak kembali tanah kelahiran ibunda mereka, Parapat, bukan sekadar untuk bernostalgia. Mereka datang membawa misi: membebaskan tepian Danau Toba dari ancaman sampah.
Anak dari Rita Zahara boru Hutapea ini menggandeng komunitas Hutapea Explore untuk menggelar aksi bersih-bersih di Lingkungan I, Kelurahan Tiga Raja, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Senin sore (11/8/25).
Sejak pukul 16.00 hingga 18.20 WIB, warga bahu-membahu memunguti plastik, botol, dan berbagai jenis sampah yang mengotori jalan dan area sekitar. Kepala Lingkungan I, Lamhot Manurung, memberi dukungan penuh, sementara Ketua Hutapea Explore, Carles Hutapea—paman Eva dan Elsa—memimpin aksi di lapangan.
“Saya kembali ke Parapat setelah 26 tahun dan merasa sedih melihat banyaknya sampah. Tapi hati saya hangat karena masyarakat mau bergerak bersama. Ini pertanda perubahan itu mungkin,” tutur Eva, sambil tersenyum penuh harap.
Spanduk bertuliskan “Let’s Make Parapat Clean Again” membentang di tengah aksi, menggaungkan pesan agar warga membuang sampah pada tempatnya, mencegah hewan memakan plastik, dan menjaga lingkungan sehat bagi anak-anak.
Eva berharap aksi seperti ini tak berhenti sebagai kegiatan sesaat. “Minimal dua kali sebulan, kita harus turun bersama. Perubahan besar dimulai dari langkah kecil, tapi harus konsisten,” ujarnya tegas.
Bagi Eva dan Elsa, Parapat bukan sekadar destinasi wisata—ia adalah harta tak ternilai yang harus diwariskan dalam keadaan terbaik kepada generasi mendatang. “Kita punya Danau Toba yang diakui dunia. Jangan biarkan ia rusak karena ulah kita sendiri,” tambahnya.
Gerakan ini menjadi bukti bahwa kepedulian lintas negara mampu membakar semangat lokal. Dari negeri kincir angin, pesan itu melintasi lautan dan mendarat di tepian Danau Toba: cinta kampung halaman adalah panggilan hati yang tak pernah padam.
Seruan untuk warga dan wisatawan: Jangan biarkan keindahan Danau Toba terkubur oleh plastik dan sampah. Setiap botol yang kita pungut, setiap plastik yang kita buang pada tempatnya—adalah janji untuk menjaga kehidupan dan keindahan warisan dunia.
Pewarta: 75