MitraBhayangkara.my.id, Berastagi - Suasana gembira dan meriah Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut 2024 telah berakhir, namun kekecewaan masih menyelimuti sejumlah panitia lokal. Salah satunya adalah RHS, seorang panitia yang bertugas di cabang olahraga (cabor) catur di Berastagi. Hingga kini, ia dan rekan-rekannya masih terkatung-katung menunggu honor yang dijanjikan panitia besar.
"Janji manis" yang diberikan panitia besar PON rupanya tak kunjung terwujud. Saat rapat koordinasi, dijanjikan honor Rp 400.000 per hari untuk setiap panitia. Namun, kenyataannya, hingga hampir sepekan setelah PON berakhir, honor tersebut belum juga cair.
"Kami sudah bekerja keras selama PON, tapi honor yang dijanjikan tak kunjung diberikan. Kami merasa dibohongi," ujar RHS, yang tampak kecewa.
RHS dan rekan-rekannya yang bertugas di cabor catur di Berastagi telah berdedikasi tinggi untuk menyukseskan PON. Mereka bekerja tanpa kenal lelah untuk memastikan kelancaran pertandingan catur. Namun, kecewa karena dedikasi mereka tak dihargai dengan pembayaran honor yang tepat waktu.
"Kami sudah berjuang keras, menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab. Tapi, honor yang dijanjikan seakan-akan dilupakan," tambah RHS.
Kejadian ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai transparansi dan profesionalitas panitia besar PON Aceh-Sumut. Bagaimana bisa mereka dengan mudahnya menjanjikan honor, namun tak kunjung menepati janji tersebut?
Harapannya, pihak panitia besar segera menyelesaikan permasalahan ini dan memberikan hak para panitia lokal yang telah bekerja keras untuk suksesnya PON. Kejadian ini juga menjadi pelajaran penting untuk meningkatkan transparansi dan profesionalitas penyelenggaraan event olahraga besar di masa depan.
(Baslan Naibaho)