MitraBhayangkara.my.id, Probolinggo - Lapas Probolinggo, di bawah kepemimpinan Dadang Rais Saputro, telah menerapkan program "Napi Santri" sebagai upaya kreatif untuk membantu warga binaannya terbebas dari ketergantungan narkoba. Program ini menggabungkan pendekatan kerohanian dan pendidikan agama untuk membangun mental dan spiritual para warga binaan.
Dadang menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk mengalihkan fokus warga binaan yang sebelumnya terlibat dalam penyalahgunaan atau pengedaran narkoba, dengan meningkatkan spiritualitas dan moral mereka.
"Pembinaan ini bertujuan untuk mengembangkan akhlakul karimah sehingga narapidana tidak lagi berpikir untuk menyalahgunakan atau mengedarkan narkoba secara ilegal," terangnya.
Program "Napi Santri" melibatkan kerjasama dengan Kantor Kemenag Kota Probolinggo dan pihak ketiga untuk memberikan materi baca tulis Al-Quran dan pembelajaran agama secara berkala di area Masjid Lapas Probolinggo. Program ini juga melibatkan ustadz bersertifikat dari Kemenag untuk membina warga binaan dalam membaca Al-Quran dengan baik.
Selain program baca tulis Al-Quran, Lapas Probolinggo juga memiliki Kamar Pondok Pesantren Darut Taubah, yang dikhususkan untuk warga binaan yang terlibat kasus narkoba. Di sini, mereka mendapatkan pembinaan kerohanian intensif.
"Diharapkan WBP dapat memperdalam ilmu agama, meningkatkan keimanan, dan menjadi individu yang lebih baik serta siap kembali ke masyarakat dengan bekal spiritual yang kuat,” tutup Dadang.
Program "Napi Santri" ini diharapkan dapat membantu warga binaan Lapas Probolinggo terbebas dari ketergantungan narkoba dan kembali ke masyarakat sebagai pribadi yang lebih baik.
(Redho)
Posting Komentar
Selamat Datang