Refleksi Akhir Tahun di Teras Kahuripan, Warga Sidoarjo Pertanyakan Janji Bupati yang Tak Kunjung Nyata


 Sidoarjo,Jatim,MitraBhayangkara.my.id - Suasana Warkop Teras Kahuripan mendadak berubah menjadi ruang curahan kegelisahan publik. Dalam acara Refleksi Akhir Tahun yang digelar Relawan Sidoarjo Bebas Bersuara, puluhan warga meluapkan kekecewaan mereka terhadap kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo yang dinilai belum mampu merealisasikan janji-janji politiknya.

Diskusi terbuka yang berlangsung hangat dan kritis itu menghadirkan Dr. dr. Andre Yulius, M.H, sosok yang akrab dijuluki “Dokter Rakyat”, sebagai pembicara utama. Kehadirannya menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat yang ingin mendapatkan penjelasan jujur sekaligus perspektif kritis terkait arah pembangunan Sidoarjo.

Sejak awal diskusi, satu per satu peserta mengangkat isu yang selama ini dirasakan langsung oleh masyarakat. Mulai dari banjir yang terus berulang setiap musim hujan, hingga ketiadaan kejelasan grand design dan master plan pembangunan daerah yang kerap digaungkan saat kampanye, namun tak kunjung dirasakan manfaatnya.

Salah seorang peserta dengan nada tegas mempertanyakan komitmen pemerintah daerah terhadap perencanaan jangka panjang. “Kami sering mendengar istilah grand design dan master plan, tapi di lapangan kami belum melihat hasilnya. Banjir masih terjadi, masalah klasik terus berulang,” ujarnya, disambut anggukan peserta lainnya.

Menanggapi hal tersebut, Dr. dr. Andre Yulius, M.H tidak menampik adanya ketimpangan antara janji dan realita. Ia menyampaikan bahwa banyak komitmen politik yang berhenti sebatas slogan, tanpa diterjemahkan menjadi kebijakan yang berdampak nyata bagi masyarakat.


“Kalau kita jujur, janji kampanye itu belum terwujud. Contoh paling sederhana adalah banjir. Setiap musim hujan, masyarakat masih kebanjiran. Ini menandakan tidak adanya perencanaan yang matang dan berkelanjutan,” tegas Andre Yulius.

Menurutnya, pembangunan daerah seharusnya memiliki arah yang jelas, terukur, dan konsisten. Tanpa grand design yang kuat, kebijakan hanya bersifat tambal sulam dan tidak menyentuh akar persoalan.

Usai diskusi, kepada awak media Dr. dr. Andre Yulius, M.H menegaskan bahwa refleksi akhir tahun bukan sekadar ajang kritik, melainkan alarm bagi para pemimpin daerah agar kembali pada amanah rakyat.

“Kritik ini bukan untuk menjatuhkan siapa pun. Ini adalah bentuk kepedulian. Pemimpin yang baik harus berani mendengar suara rakyatnya, sekalipun itu pahit,” ujarnya.

Ia juga mengajak masyarakat Sidoarjo untuk terus aktif mengawal kebijakan publik dan tidak kehilangan keberanian dalam menyampaikan aspirasi. Menurutnya, ruang-ruang diskusi seperti ini harus terus dirawat sebagai bagian dari demokrasi yang sehat.


Acara refleksi akhir tahun ini ditutup dengan harapan besar agar di tahun mendatang, pemerintah Kabupaten Sidoarjo mampu menghadirkan perubahan nyata, bukan sekadar janji, serta mewujudkan pembangunan yang benar-benar berpihak pada kepentingan masyarakat luas.
(Redho)

Post a Comment

Selamat Datang

To be published, comments must be reviewed by the administrator *

Lebih baru Lebih lama
Post ADS 1