Medan, Sumatera Utara MitraBhayangkara.my.idKetika pendidikan gratis hanya diberikan pada sekolah Negeri sementara jutaan anak lain belajar di sekolah Swasta karena keterbatasan daya tampung, maka negara sesungguhnya sedang membagi warganya ke dalam dua kelas masa depan.
Padahal dari sudut pandang negara, anak yang bersekolah di swasta tetaplah warga negara, tetap calon tenaga kerja, pemimpin, dan pembayar pajak, sehingga pembiayaan pendidikan seharusnya mengikuti anaknya, bukan status lembaganya. Selasa 39/12/2025
Pendidikan gratis yang adil dan merata untuk sekolah Negeri dan Swasta akan mengubah sekolah swasta dari simbol eksklusivitas menjadi mitra negara, san mengubah sekolah Negeri dari beban anggaran menjadi mesin mobilitas sosial. Pada titik ini, Pendidikan gratis bukan lagi soal kemurahan hati negara, melainkan tanggung jawab Konstitusional untuk memastikan bahwa anak anak negara didalam Indonesia tidak kehilangan masa depannya hanya karena keterbatasan biaya.
Mengutip Statemen Mentri keuangan, angka anak sekolah yang masih aktif bersekolah saat ini mencapai 53 juta jiwa, sebuah angka yang hampir tidak bisa lagi dibaca statistik melainkan sebagai sebuah negara pendidikan yang hidup dalam batas geografis republik Indonesia.
Polman Marbun menjelaskan, setiap rupiah yang dialokasikan untuk pendidikan gratis hingga ke semua jenjang adalah cara negara berkata kepada generasi nya,.; "Kalian Bukan Beban Anggaran, Melainkan Fondasi Peradaban. Pendidikan gratis sesungguhnya adalah suara kepercayaan negara bahwa 53 juta jiwa anak anak sekolah ini kelak akan membalasnya dengan kecerdasan, Karakter, dan daya saing global.
Jika satu negara lain mengalokasikan anggaran besar untuk menjaga 50 juta penduduknya tetap sehat dan produktif, maka Indonesia harus berani mengalokasikan dana yang setara untuk memastikan 53 juta jiwa anak didiknya tidak terhambat oleh biaya sekolah.
Pendidikan gratis sampai semua jenjang baik mulai dari Sekolah PAUD hingga ke perguruan tinggi bukanlah pemborosan anggaran, melainkan investasi populasi. Sebab dana pendidikan hari ini adalah biaya pencegahan kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan sosial di masa depan.
Setiap pagi, jutaan anak sekolah di Indonesia bergerak ke sekolah Negeri dan Swasta membawa harapan keluarga dan juga membawa beban biaya yang secara struktural belum sepenuhnya dipukul oleh negara.
Polman berharap, Besaran hasil rampasan aset Koruptor sebaiknya 50% dialokasikan peruntukan pendanaan Pendidikan dan Bencana Sosial atau untuk persiapan Generasi Emas.
Penulis ,Poltak Marbun (Junianto Marbun).


