Dairi, MitraBhayangkara.my.id — Kondisi Jalan Desa Lae Itam, Kecamatan Siempat Nempu Hilir, Kabupaten Dairi, semakin memperihatinkan. Akses utama menuju Dusun Pahlawan itu kini rusak parah dan membahayakan keselamatan warga yang melintas setiap hari.
Jalan tersebut telah ada sejak tahun 1945 dan menjadi satu-satunya akses penting bagi masyarakat desa. Namun lebih dari 79 tahun berlalu, perbaikan signifikan tak kunjung dilakukan pemerintah.
Pada 27 November 2025, tim wartawan MitraBhayangkara.my.id turun ke lokasi untuk meninjau langsung keadaan jalan. Hasil peninjauan menunjukkan kerusakan yang jauh lebih parah dari informasi awal yang diterima.
Lubang besar, badan jalan yang menyempit ke arah jurang, tanah longsor yang menutupi sebagian jalan, hingga kondisi licin saat hujan membuat kendaraan sulit melintas. Beberapa warga bahkan terlihat mendorong kendaraan yang terjebak lumpur.
“Memang betul, jalan ini rusak parah. Beberapa titik hampir tidak dapat dilalui kendaraan,” ujar tim wartawan.
Salah satu warga Dusun Pahlawan, Pak Rian Cibro, turut menyampaikan keluhannya kepada wartawan.
“Jalan kami ini sudah ada sejak tahun 1945, namun sampai hari ini tidak pernah ada tindakan dari pemerintah,” ujar Rian Cibro dengan nada kecewa.
Ia menegaskan bahwa warga sudah berkali-kali menyampaikan laporan dan keluhan, namun hingga kini tidak ada respon nyata dari pemerintah kabupaten.
Menurut warga, bukan hal baru jika kendaraan tergelincir, tersangkut di kubangan, atau hampir terjun ke jurang akibat kondisi badan jalan yang ekstrem. Pada musim hujan, risiko tersebut jauh meningkat.
Kerusakan parah ini menyebabkan warga mengalami:
- biaya angkut hasil pertanian meningkat,
- anak-anak sekolah kesulitan berangkat,
- pembeli hasil tani enggan masuk ke desa,
- waktu tempuh menjadi dua hingga tiga kali lebih lama.
Situasi ini semakin menekan ekonomi masyarakat pedesaan yang sebagian besar bergantung pada hasil pertanian.
Warga menuntut pemerintah Kabupaten Dairi untuk segera:
- Menurunkan tim survei teknis,
- Melakukan perbaikan total pada titik-titik kritis,
- Membangun dinding penahan dan pengaman jalan,
- Membuat drainase untuk mencegah longsor,
- Menjadikan jalan Lae Itam–Pahlawan sebagai prioritas pembangunan.
Masyarakat berharap pemerintah tidak hanya memberikan janji, tetapi segera melakukan tindakan nyata demi keselamatan dan kelangsungan hidup warga.
(Pewarta : Cibro)

