![]() |
| Insiden menit pertama |
Ketapang, MitraBhayangkara.my.id — Final Piala Bupati Ketapang 2025 antara Kendawangan FC dan Popeye Team di Stadion Tentemak berakhir dengan insiden memalukan. Pertandingan yang seharusnya menjadi puncak kemeriahan sepak bola daerah justru dihentikan hanya satu menit setelah kick-off akibat keributan antarpemain, Senin (24/11/2025).
Ribuan penonton yang memadati tribun dibuat terkejut ketika tensi pertandingan memanas begitu cepat. Menurut informasi dari beberapa saksi di lapangan, emosi pemain sudah terlihat sejak sesi pemanasan, di mana kedua tim sempat saling sindir.
![]() |
| Wasit Keluarkan Kartu Kuning |
Kericuhan pecah pada menit ke-5 setelah terjadi pelanggaran keras yang dilakukan pemain Kendawangan FC bernomor punggung 12. Wasit awalnya hanya mengeluarkan kartu kuning, namun setelah berdiskusi dengan asisten wasit, keputusan diubah menjadi kartu merah.
Perubahan keputusan tersebut langsung memicu protes keras dari kubu Kendawangan FC. Beberapa pemain menghampiri wasit dengan nada tinggi. Adu argumentasi berubah menjadi saling dorong, disusul tindakan dramatis kiper Kendawangan yang melepas jerseynya sebagai simbol protes.
![]() |
| Berdiskusi dengan Asisten Wasit setelah keluarkan Kartu Kuning |
Situasi makin tidak terkendali ketika wasit kembali mengeluarkan kartu merah kedua untuk pemain Kendawangan FC yang dianggap terus melakukan protes berlebihan. Menurut laporan panitia, keputusan ini diambil untuk menghindari eskalasi lebih jauh.
Petugas keamanan akhirnya turun ke lapangan untuk menenangkan kondisi. Para wasit yang mulai mendapat tekanan dari sejumlah suporter langsung dievakuasi ke tempat aman. Dengan kondisi yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan pertandingan, panitia memutuskan laga dihentikan total.

Permainan Dihentikan Tetapkan Pemenang Piala Bersama
Ditetapkan Juara Bersama

Setelah melakukan musyawarah bersama panitia, perangkat pertandingan, serta kedua manajer tim, diputuskan bahwa Kendawangan FC dan Popeye Team dinobatkan sebagai juara bersama. Keputusan ini diambil sebagai langkah damai untuk menghindari konflik berkepanjangan.
Namun, keputusan tersebut justru memantik kekecewaan ribuan penonton yang berharap dapat menyaksikan pertarungan sengit hingga akhir. Beberapa suporter bahkan menyuarakan ketidakpuasan mereka, menganggap kericuhan tersebut telah mencoreng semangat turnamen yang sudah berjalan lebih dari tiga minggu.
Catatan Hitam Penutup Turnamen
Peristiwa ini menjadi catatan kelam bagi Piala Bupati Ketapang 2025, yang sebelumnya berlangsung meriah dan sukses dari babak penyisihan hingga semifinal. Pengamat sepak bola lokal menilai kericuhan ini harus menjadi evaluasi besar, terutama soal profesionalitas pemain serta manajemen emosi dalam pertandingan penting.
Pihak penyelenggara juga menyatakan akan mengkaji ulang prosedur keamanan dan tata kelola wasit untuk turnamen tahun berikutnya, agar insiden serupa tidak kembali terulang.
(Pewarta : ERWIN KURNIAWAN)


