Sekolah Kotor, Dana BOS Diduga Bocor: Potret Buram UPT SMP Negeri 1 Gunung Sitember


Dairi, Sumatera Utara, MitraBhayangkara.my.id - 
Sekolah seharusnya menjadi tempat membentuk generasi cerdas dan sehat — mens sana in corpore sano — “di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat”. Namun, semboyan luhur itu seolah tak berlaku di UPT SMP Negeri 1 Gunung Sitember, Kecamatan Gunung Sitember, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara.


Tim investigasi MitraBhayangkara.my.id menemukan dugaan kuat terjadinya penyimpangan penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (Dana BOS) tahun anggaran 2024 dan 2025 di sekolah tersebut. Kondisi lingkungan sekolah yang jorok, kamar mandi rusak parah, serta tidak tersedianya air bersih menjadi potret buram manajemen sekolah yang seharusnya mengedepankan standar “Sekolah Sehat” sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2017 tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah.


Saat wartawan mendatangi sekolah pada Selasa (22/10/2025), suasana di lingkungan sekolah terlihat memprihatinkan. Dari pantauan langsung, kamar mandi siswa tidak dapat digunakan dan air bersih sama sekali tidak tersedia.


Beberapa siswa yang ditemui di depan sekolah mengeluhkan kondisi tersebut.

“Pak, kami mengeluh. Kamar mandi kami sudah rusak parah dan tidak layak pakai. Air pun tidak ada, sekolah kami jorok semua,” ujar seorang siswa kepada wartawan MitraBhayangkara.my.id.


Sementara itu, salah satu guru, O. Siannturi, ketika dikonfirmasi terkait kehadiran Kepala Sekolah Arlina Marima Br. Manullang, mengatakan:

“Saya baru di sini, Pak. Kepala sekolahnya belum datang.”


Wartawan menunggu selama dua jam di depan gerbang sekolah, namun kepala sekolah tak kunjung muncul. Saat dihubungi melalui telepon, tidak ada respons sama sekali dari Arlina Manullang.


Dari dokumen yang diperoleh wartawan, terdapat indikasi kejanggalan pada laporan penggunaan Dana BOS tahun anggaran 2024 dan 2025. Berikut beberapa pos anggaran yang diduga mark-up dan tidak sesuai kondisi di lapangan:

Tahun Anggaran 2025 (Total Rp145.000.000)

  • Pengembangan perpustakaan: Rp6.181.500

  • Kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler: Rp13.900.000

  • Kegiatan asesmen dan evaluasi pembelajaran: Rp78.890.600

  • Pengembangan profesi guru dan tenaga kependidikan: Rp3.380.000

  • Langganan daya dan jasa: Rp5.100.000

  • Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah: Rp15.828.100

  • Penyediaan alat multimedia pembelajaran: Rp7.500.000

  • Pembayaran honorer: Rp4.500.000

Tahun Anggaran 2024 (Total Rp156.020.000)

  • Pengembangan perpustakaan dan layanan pojok baca: Rp6.900.000

  • Kegiatan pembelajaran dan permainan: Rp15.100.000

  • Kegiatan asesmen pembelajaran: Rp18.370.000

  • Administrasi kegiatan satuan pendidikan: Rp68.450.000

  • Pengembangan profesi guru dan tenaga kependidikan: Rp2.600.000

  • Langganan daya dan jasa: Rp5.100.000

  • Pembayaran honorer: Rp34.500.000


Namun fakta di lapangan menunjukkan fasilitas dasar seperti air bersih, kebersihan lingkungan, dan sarana sanitasi siswa jauh dari kata layak. Padahal, anggaran pemeliharaan sarana prasarana dan kegiatan pembelajaran jumlahnya mencapai puluhan juta rupiah.



Sumber internal menyebut, dugaan korupsi ini tidak mungkin dilakukan sendiri oleh kepala sekolah. Ada dugaan keterlibatan oknum di Dinas Pendidikan dan Inspektorat Kabupaten Dairi yang menutup mata terhadap laporan penggunaan dana BOS yang tidak wajar.


Menurut Pakar Pendidikan dan Hukum Publik, Dr. Arief Simanjuntak, M.Pd., SH, praktik semacam ini sangat merusak kepercayaan masyarakat.

“Jika benar dana BOS digunakan tidak sesuai peruntukannya, itu melanggar Permendikbud Nomor 63 Tahun 2022 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Dana BOS. Bahkan bisa dijerat dengan Pasal 3 dan Pasal 8 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, karena menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan menyalahgunakan kewenangan.”

 

Masyarakat berharap Bupati Dairi, Vickner Sinaga, turun langsung meninjau UPT SMP Negeri 1 Gunung Sitember untuk memastikan kebenaran dugaan penyelewengan ini.

“Sekolah ini bukan hanya tempat belajar, tapi tempat membentuk karakter dan kesehatan anak-anak. Kalau kebersihan dan pengelolaannya saja amburadul, apa yang mau dicontoh?” ungkap salah satu orang tua siswa dengan nada kecewa.


Pendidikan yang sehat lahir dan batin bukan sekadar slogan — tapi tanggung jawab. Jika dugaan korupsi ini benar, maka tidak hanya mencuri uang negara, tetapi juga mencuri masa depan anak-anak Dairi.


Pewarta : Baslan Naibaho MitraBhayangkara.my.id
Editor: 75

Post a Comment

Selamat Datang

To be published, comments must be reviewed by the administrator *

Lebih baru Lebih lama
Post ADS 1