DAIRI, MitraBhayangkara.my.id – Bangun M.T Manalu akhirnya buka suara menanggapi isu yang menyebut dirinya menantang organisasi masyarakat Pemuda Pancasila (PP), khususnya di Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi. Klarifikasi ini disampaikannya untuk meluruskan informasi yang dinilainya sudah dipelintir dan berpotensi menimbulkan kesalahpahaman di tengah masyarakat.
Isu tersebut mencuat setelah insiden dugaan penganiayaan yang dialaminya bersama seorang rekan wartawan pada 4 September 2025. Peristiwa itu melibatkan Kepala Desa Pegagan Julu VI, Eduard Sorianto Sihombing, yang diduga mengeluarkan ucapan bernada ancaman: “Akan saya panggil PP, mati kau di sini.”
Menanggapi ucapan tersebut, Bangun mengaku secara spontan menjawab, “Silakan saja panggil PP.” Namun ia menegaskan, ucapannya itu bukanlah tantangan kepada Pemuda Pancasila.
“Saya tegaskan, itu bukan bentuk tantangan. Saya justru percaya Pemuda Pancasila tidak akan mudah diprovokasi apalagi digunakan untuk tindakan anarkis. Mereka adalah organisasi besar, bersejarah, dan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila,” ujar Bangun di kediamannya, Jumat (3/10/2025).
Bangun menyayangkan adanya pihak-pihak yang memelintir kalimatnya hingga seolah-olah ia menantang Pemuda Pancasila. Menurutnya, tudingan itu berbahaya karena bisa memicu gesekan sosial.
“Saya menghormati semua organisasi masyarakat, termasuk Pemuda Pancasila yang memiliki peran penting dalam menjaga keutuhan bangsa. Tidak ada sedikitpun niat saya untuk merendahkan apalagi menantang mereka,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia berharap klarifikasi ini bisa menjadi penegasan agar isu tidak terus berkembang liar. Ia juga mengajak masyarakat untuk tidak terprovokasi oleh informasi sepihak.
“Jangan sampai isu ini dimanfaatkan pihak tertentu untuk memperkeruh suasana. Mari kita tetap menjaga suasana kondusif dan saling menghormati satu sama lain,” pungkasnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak Pemuda Pancasila terkait klarifikasi tersebut. Sementara situasi di Kecamatan Sumbul dilaporkan tetap aman dan terkendali.
(Baslan Naibaho)