Sidoarjo,Jatim,Mitra Bayangkara.my.id - – Menyusul pemberitaan mengenai dugaan kelalaian medis dalam perawatan balita Hanania, pihak Klinik Siaga Medika memberikan klarifikasi resmi. Manajemen klinik menegaskan bahwa prosedur medis sudah dijalankan sesuai standar kedokteran sejak pasien pertama kali masuk.
Dokter E, yang menangani langsung Hanania, menjelaskan bahwa pasien masuk pada 30 Mei 2025 dengan keluhan demam tinggi mencapai 39,2 derajat Celcius. Hasil pemeriksaan laboratorium awal menunjukkan kondisi darah masih normal sehingga diagnosis awal lebih mengarah ke tifus dan belum mengindikasikan demam berdarah.
“Pada hari kedua hingga keempat kondisi pasien sempat membaik dan keluarga bahkan meminta pulang. Namun kami sarankan observasi tambahan. Kondisi baru memburuk pada hari kelima, dengan kejang dan penurunan kesadaran. Pemeriksaan ulang menunjukkan penurunan trombosit signifikan sehingga pasien dirujuk ke RSUD Sidoarjo,” jelas dr. E.
Terkait biaya, pihak klinik menyebut keluarga pasien awalnya menjalani perawatan mandiri karena status BPJS tidak aktif. Total tagihan mencapai Rp3.020.000, namun klinik memberi kelonggaran pembayaran. “Kami tidak pernah menghalangi rujukan meski biaya belum lunas. Bahkan, setelah mediasi dengan pihak desa dan LBH, seluruh biaya akhirnya kami bebaskan,” tegas Nina, Direktur Klinik Siaga Medika.
Sementara itu, Afandi, owner klinik, menyampaikan duka mendalam atas wafatnya Hanania. “Kami turut berempati kepada keluarga dan siap memberikan keterangan tambahan kepada pihak terkait demi kejelasan informasi.”
Dari pihak keluarga, ibu korban, Siti Nuraini, menyampaikan bahwa mereka tetap akan memperjuangkan keadilan bagi putrinya. “Kami ingin mendapat kepastian tentang penyebab meninggalnya putri kami. Kami juga berharap ada perhatian dari pemerintah,” ungkapnya dengan wajah menahan tangis. Ia menambahkan, keluarga akan berusaha memohon audiensi langsung dengan Wakil Bupati Sidoarjo, Mimik Indayana, guna meminta pendampingan dan bantuan mendapatkan keadilan.
Di sisi lain, awak media juga mencoba meminta tanggapan dari pemerintah desa setempat. Namun Nurhadi, Kepala Desa Candi Pari, mengatakan masih akan menunggu waktu. “Saya masih banyak kegiatan hari ini, ingin bersama keluarga dulu. Besok, Senin, baru saya bisa memberikan pernyataan,” ujarnya.
(Redho)