MitraBhayangkara.my.id, Sidoarjo - Warga Pagerwojo, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, secara serentak menyuarakan aksi perlawanan terhadap Pondok Pesantren (Ponpes) Al Mahdiy dengan pemasangan puluhan spanduk protes di sekitar area ponpes, terutama di sepanjang jalan menuju makam ulama ternama KH. Ali Mas’ud (Mbah Ud), pada Kamis, 20 Juni 2024.
Ponpes Al Mahdiy, yang berdiri dekat dengan makam yang ramai dikunjungi peziarah, dinilai tidak memenuhi harapan warga sekitar. Sebaliknya, ponpes tersebut dianggap meresahkan warga daripada memberikan ketenangan dan pendidikan agama yang baik.
Ketua Aliansi Arek Sidoarjo (Alas), Hendy Wahyudianto, menjelaskan bahwa aksi pemasangan spanduk ini merupakan bentuk perlawanan warga terhadap aktivitas ponpes yang dinilai tidak sesuai dengan nilai-nilai pesantren. Hendy menegaskan bahwa warga telah mencoba melakukan mediasi dengan pengelola ponpes sebelumnya namun tidak membuahkan hasil.
Warga Pagerwojo mengirim surat ke berbagai instansi terkait, termasuk Polresta, Polsek, Satpol PP, dan komisi-komisi pemerintahan daerah, untuk meminta pertemuan dan mendengarkan tuntutan mereka terhadap Ponpes Al Mahdiy. Beberapa tuntutan warga antara lain meliputi penutupan ponpes, koordinasi dengan warga setempat, izin mendirikan bangunan, dugaan tindak asusila, dan penggunaan foto ulama untuk keuntungan pribadi.
Ketua RT 20, Budi Setiawan, menyuarakan keprihatinannya terhadap kondisi tersebut, menyatakan bahwa wilayahnya harus kondusif dan tidak boleh terganggu dengan berbagai persoalan, terutama terkait dengan dugaan tindak asusila.
Pimpinan Yayasan Ponpes Al Mahdiy, Hidayatullah Fuad Basy’ban, memberikan jawaban singkat terkait tuntutan warga, sementara orang tua salah satu korban asusila berharap agar keadilan ditegakkan dan meminta penutupan Ponpes Al Mahdiy.
Keberadaan Ponpes Al Mahdiy menjadi sorotan warga Pagerwojo, Sidoarjo, yang menuntut transparansi, keadilan, dan ketertiban dalam lingkungan mereka.
(Redho Fitriyadi)