Mitra Bhayangkara, Semarang - Selama periode Lebaran 2024, Kabupaten Semarang mengalami peningkatan volume sampah yang signifikan. Petugas kebersihan bahkan harus bekerja hingga larut malam untuk mengumpulkan dan mengirim sampah ke Tempat Penampungan Sementara (TPS).
Heru Purwantoro, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Semarang, mengatakan bahwa peningkatan volume sampah tidak hanya terjadi di rumah tangga, tetapi juga di tempat wisata dan pasar.
"Petugas kami terus bekerja mengumpulkan sampah di berbagai tempat, bahkan hingga malam hari. Hal ini disebabkan oleh peningkatan jumlah sampah yang sangat signifikan," ujarnya pada hari Senin (15/4/2024).
Menurut Heru, peningkatan jumlah sampah ini juga disebabkan oleh keterbatasan armada pengangkut sampah yang dimiliki oleh pemerintah daerah, banyak di antaranya sudah tua dan beberapa mengalami kerusakan.
Heru menambahkan bahwa volume sampah paling banyak ditemukan di wilayah wisata Bandungan dan Kopeng. "Bisa dibilang sampah sudah overload. TPS sudah penuh dengan sampah, sehingga petugas harus bekerja ekstra keras untuk mengatasinya," ujarnya.
Heru mengungkapkan keprihatinannya terhadap kurangnya kesadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah. "Masyarakat beranggapan bahwa mereka hanya perlu membuang sampah dan petugas yang akan membersihkannya. Perilaku ini harus diubah agar sampah tidak semakin membebani lingkungan," kata Heru.
Menurut Heru, ada 34 Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) di Kabupaten Semarang. Namun, pengelolaannya belum maksimal karena belum semua TPS3R siap secara keseluruhan. "Sampah harus dipilah dan dikelompokan menjadi organik dan non-organik, dan harus diambil dalam waktu 2x24 jam. Namun, baru TPS3R di Kebondowo yang bisa mengelola sampah dengan baik," kata dia.
(Redaksi)