Jakarta - MitraBhayangkara.my.id - Hendry Ch Bangun, mantan wartawan Kompas dan Komandan para dedengkot koruptor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), kembali mangkir dari panggilan penyidik Polda Metro Jaya untuk kedua kalinya. Ia sedianya akan diperiksa atas kasus korupsi dan penggelapan uang rakyat, dana hibah BUMN, pada Kamis (24/10/2024).
Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI), Wilson Lalengke, mengecam tindakan Hendry Ch Bangun yang menunjukkan karakter seorang kriminal. "Memalukan! Itulah sejatinya karakter seorang kriminal. Jika seseorang merasa bersalah, pasti akan mencari seribu alasan untuk menghindar dari proses hukum. Sebaliknya, seorang yang tidak bersalah akan dengan senang hati menghadiri panggilan polisi. Oknum petinggi PWI ini hakekatnya adalah gembong kriminal berbaju pers," tegas Wilson Lalengke.
Hendry Ch Bangun dilaporkan ke aparat penegak hukum oleh beberapa pihak, termasuk PPWI dan LSM LIRA. Laporan dugaan tindak pidana korupsi yang dilakukan Hendry Ch Bangun cs ke KPK, 13 Mei 2024 lalu, ditembuskan ke semua instansi/lembaga, dari pusat Presiden RI hingga ke ribuan alamat Forkopimda di seluruh Indonesia.
Melihat gelagat tidak kooperatif Hendry Ch Bangun, Jusuf Rizal dari LIRA mendesak aparat untuk menjemput paksa yang bersangkutan. "Hendry melecehkan institusi kepolisian dan hukum di negeri ini, dan telah mempermalukan dunia pers tanah air melalui sikap dan perilaku kriminalnya," ujar Jusuf Rizal.
PPWI juga berharap agar aparat hukum bertindak tegas terhadap terduga koruptor uang rakyat, dana hibah BUMN, yang jumlahnya tidak kurang dari Rp. 1,77 miliar tersebut. "Atas nama segenap anggota PPWI, warga rakyat Indonesia pembayar pajak negara yang sebagiannya dikorupsi oleh oknum dedengkot koruptor PWI itu, saya meminta dengan sangat agar aparat penegak hukum tidak takut, tidak gentar, dan tidak ragu-ragu menangkap Hendry Ch Bangun," tegas Wilson Lalengke.
Wilson Lalengke juga menghimbau agar para pejabat, pengusaha, dan jenderal yang selama ini mem-back-up Hendry Ch Bangun cs segera sadar dan kembali ke jalan yang benar. Ia juga berharap agar segenap pejabat, baik di pusat maupun di daerah-daerah, hendaklah bekerja dengan baik dan benar, jauhi sifat tamak, serakah, hedon, dan aji mumpung. "Dengan demikian, para pejabat tidak akan takut terhadap wartawan karena mereka bekerja dengan benar. Kepada semua wartawan dan pewarta warga, pegang teguh idealisme pers yang mengunjung tinggi kebenaran dan kejujuran, tidak tertarik berkolusi dengan pejabat dan aparat untuk mengkorupsi uang rakyat," beber Wilson Lalengke menutup keterangannya.
(Redaksi)